Kehidupan Gatot Wardoy, Perjalanan Menuju Kesederhanaan dan Spiritualitas


Categories :

Dalam kehidupan yang penuh warna, terdapat kisah inspiratif seorang pria yang hidup di tengah-tengah dinamika zaman dan tetap setia pada nilai-nilai kesederhanaan serta spiritualitas. Christianus Laurentius Gatot Wardoyo, S.H, LL.M, atau yang akrab disapa Kris, adalah tokoh yang lahir di Madiun pada 13 Desember 1953.

Kehidupan Gatot Wardoy, Perjalanan Menuju Kesederhanaan dan Spiritualitas

Meniti Pendidikan dan Karier

Pendidikan Kris dimulai dari tingkat SD hingga SMA di kota kelahirannya. Setelah itu, ia melanjutkan ke Universitas Diponegoro. Lulus pada tahun 1978, Kris menerima beasiswa dari Bank Negara Indonesia dan HIID (Harvard Institute for International Development), membawanya menempuh pendidikan di Tulane University, New Orleans, Louisiana. Dalam waktu singkat, 1,5 tahun, ia meraih gelar LL.M (Master of Law).

Setelah kembali ke Indonesia, Kris tidak hanya berkarier di Divisi Hukum tetapi juga berkontribusi sebagai pengajar di bidang hukum perbankan. Promosi jabatan datang silih berganti, hingga Kris menjadi pemimpin cabang kelas satu plus sebelum memutuskan untuk pensiun dini. Meski telah pensiun, semangat mengajar Kris tidak surut, dan ia tetap berperan sebagai dosen tamu di sebuah universitas swasta nasional.

Hidup Sederhana, Berpulang pada Kesederhanaan

Keputusan Kris untuk beralih menjadi seorang Katolik membawa perubahan signifikan dalam hidupnya. Ia menemukan ketenangan, sukacita, dan membangun relasi sosial yang berarti. Aktif sebagai wakil pastor selama 10 tahun, Kris memberikan pelayanan doa kepada mereka yang sakit dan masyarakat di sekitar gereja.

Multi-Talenta dan Kolektor Kenangan

Momen favoritnya adalah menyeruput kopi hitam sambil menikmati berbagai jenis musik, termasuk reggae dan pop country. Ia juga penggemar green tea latte, yang paling nikmat dinikmati dalam keadaan dingin.

Selain itu, Kris memiliki lidah yang mudah akrab dengan beragam kuliner dari seluruh dunia. Meski begitu, pecel Madiun tetap menjadi menu favoritnya yang selalu mengingatkannya pada masa kecil di keluarga sederhana di Madiun.

Pemikir dan Pemotret

Hobi Kris tidak berhenti di situ. Dari masa mudanya, ia tertarik pada dunia fotografi. Setiap momen penting dalam hidupnya dan orang-orang terdekatnya ia abadikan dengan antusiasme. Keindahan panorama, flora, fauna, dan bangunan-bangunan ikonik menjadi subjek foto Kris yang mendokumentasikan keindahan dunia di sekitarnya.

Prinsip Hidup yang Menginspirasi

Salah satu prinsip yang Kris pegang teguh adalah “Ad Maiorem Dei Gloriam” yang berarti “Untuk Kemuliaan Allah Yang Maha Agung.” Setiap sikap, keputusan, dan perbuatan yang dilakukannya selaras dengan nilai-nilai luhur dan mulia, karena Kris yakin nilai-nilai tersebut berasal dari hakikat Allah yang menciptakan dan memelihara kita.

Sebagai seorang bapak, pengajar, pendoa, dan pelayan umat, Kris berusaha menjalankan prinsip ini setiap hari. Dalam kesehariannya, ia merenung dan bermeditasi sejenak sebelum memulai dan mengakhiri setiap hari, menjadikan setiap tindakannya sebagai bentuk pengabdian demi kemuliaan Tuhan.

Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia hukum dan perbankan, ia menghadapi kompetisi yang ketat dan stereotip sosial yang kadang menghambat perkembangan karier. Namun, Kris selalu melihat tantangan sebagai peluang untuk menguatkan iman dan ketaatannya pada prinsip hidup sederhana.

Kedalaman Pemikiran dan Keseimbangan Hidup

Prinsip “Ad Maiorem Dei Gloriam” yang dipegang teguh oleh Kris mencerminkan kedalaman pemikirannya tentang makna hidup dan tanggung jawab moral. Baginya, setiap tindakan kecil atau besar harus selaras dengan nilai-nilai luhur yang berasal dari kehadiran ilahi. Pagi-pagi dan menjelang tidur, Kris menyisihkan waktu untuk merenung dan bermeditasi, menciptakan keseimbangan spiritual yang membimbing setiap langkahnya.

Melalui kisah hidup CH L Gatot Wardoyo SH LLM, kita diajak untuk merenung tentang arti hidup yang sejati, di luar gemerlap dunia materialistik. Pergulatan Kris dalam dunia kerja yang kompetitif dan stereotip sosial tidak menghentikannya untuk tetap setia pada prinsip hidup sederhana dan spiritualitas.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *